Sejarah Singkat
PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas
di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan
rokok terbesar di Indoensia (dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM
Sampoerna) dan merupakan penyumbang cukai yang besar bagi APBN
Indonesia.
Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam
bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah
namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek
“Djarum” yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir
memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama
kemudian), Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di
pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke
luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek
pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super
yang diperkenalkan pada tahun 1981.
Tanggung Jawab Sosial
Selain dunia bisnis PT Djarum, juga melakukan berbagai aktivitas
lain, yaitu Coorporate Social Responbility di berbagai bidang di
antaranya:
Djarum Foundation
Djarum Foundation
Djarum Foundation yaitu Djarum Bakti Pendidikan berperan aktif
memajukan pendidikan melalui pembudayaan dan pemberdayaan mahasiswa
berprestasi tinggi, dalam berbagai pelatihan soft skills untuk membentuk
manusia Indonesia yang disiplin, mandiri dan berwawasan masa depan
serta menjadi pemimpin yang cakap intelektual, emosional dan spiritual.
Bidang Olahraga
Djarum memberikan sumbangan yang begitu besar, berupa pembangunan GOR Bulutangkis. GOR ini memiliki luas 29.450 meter persegi di atas lahan seluas 43.207 meter persegi, dana yang dihabiskan Rp. 30 miliar. Bahkan, gedung ini merupakan yang terbaik di Asia Tenggara. Gedung ini memiliki bangunan terpadu yang bergaya arsitektur minmalis dengan ruang kantor, lapangan bulutangkis (16 lapangan), ruang makan, pertemuan, audio visual, perpustakaan, komputer dan fitnes.
Djarum memberikan sumbangan yang begitu besar, berupa pembangunan GOR Bulutangkis. GOR ini memiliki luas 29.450 meter persegi di atas lahan seluas 43.207 meter persegi, dana yang dihabiskan Rp. 30 miliar. Bahkan, gedung ini merupakan yang terbaik di Asia Tenggara. Gedung ini memiliki bangunan terpadu yang bergaya arsitektur minmalis dengan ruang kantor, lapangan bulutangkis (16 lapangan), ruang makan, pertemuan, audio visual, perpustakaan, komputer dan fitnes.
Bulu Tangkis
Berbicara mengenai bulutangkis.PB Djarum banyak melahirkan atlet dunia seperti: Liem Swie King, Hastomo Aebi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christioan Hadinata, dan Hadiwinoto. Fokus utama pembangunan gedung olahraga ini untuk mengembalikan kembali gelar dunia bulutangkia yang pernah diraih para pemain-pemain sebelumnya.
Berbicara mengenai bulutangkis.PB Djarum banyak melahirkan atlet dunia seperti: Liem Swie King, Hastomo Aebi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christioan Hadinata, dan Hadiwinoto. Fokus utama pembangunan gedung olahraga ini untuk mengembalikan kembali gelar dunia bulutangkia yang pernah diraih para pemain-pemain sebelumnya.
Kisah keterlibatan Djarum sendiri dalam mendorong perkembangan
bulutangkis Indonesia sendiri bermula pada tahun 1969. Didorong rasa
cinta CEO PT Djarum, Budi Hartono, pada bulutangkis, serta para
karyawannya, maka dijadikanlah tempat yang biasa dijadikan tempat
melinting rokok para karyawan Djarum sebagai sebuah tempat dimana para
karyawan Djarum dapat berlatih dan bermain bulutangkis. Lama kelamaan,
tempat tersebut tidak hanya menjadi tempat berlatih para karyawan PT
Djarum saja. Masyarakat sekitar pun mulai menggunakan tempat tersebut
untuk tujuan yang sama.
Akhirnya, pada tahun 1974, terbentuklah Perkumpulan Bulutangkis
Djarum (disingkat PB Djarum) secara resmi. Awalnya perkumpulan ini
didirikan didorong rasa cinta CEO PT Djarum, Budi Hartono, pada
bulutangkis, serta para karyawannya, maka dijadikanlah tempat yang biasa
dijadikan tempat melinting rokok para karyawan Djarum sebagai sebuah
tempat dimana para karyawan Djarum dapat berlatih dan bermain
bulutangkis. Lama kelamaan, tempat tersebut tidak hanya menjadi tempat
berlatih para karyawan PT Djarum saja. Masyarakat sekitar pun mulai
menggunakan tempat tersebut untuk tujuan yang sama.
Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang
meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan
Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi
organisasi PB DjarumPB Djarum pernah gilang-gemilang ketika Indonesia
merebut Piala Thomas pada 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, dari
delapan pemain, tujuh di antaranya berasal dari PB Djarum yaitu Liem
Swie King, Hastomo Arbi,Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian
Hadinata, dan Hadibowo. Satu pemain lagi adalah Icuk Sugiarto
Sepak Bola
Masih dalam bidang olahragra Djarum juga memberikan dukungan dan pengembangan persepakbolaan Indonesia dengan program LIGA DJARUM.Djarum mensponsorinya dengan dana lebih kurang 35 miliar. Ini diharapkan minat masyarakat akan olahraga ini semakin meningkat.
Masih dalam bidang olahragra Djarum juga memberikan dukungan dan pengembangan persepakbolaan Indonesia dengan program LIGA DJARUM.Djarum mensponsorinya dengan dana lebih kurang 35 miliar. Ini diharapkan minat masyarakat akan olahraga ini semakin meningkat.
Kegiatan Sosial Lainnya
Djarum membangun tempat khusus Green Plants Cultivation o Seedlings
Center, tempat ini dibangun pada tahun 1984, digunakan untuk
pembudidayaan bibit-bibit tanaman, baik itu tanaman berupa buah-buahan,
hias, tanaman langka, bahkan tanaman dari negara lain pun di
kembangbiakkan.Masyarakat dapat memperoleh bibit itu secara gratis.
Hal yang membuat tercengang, kesalutan dan kekaguman.Pertama djarum
menyusun suatu konsep pembelian buah dari masyarakat. Prosesnya yaitu,
bibit buah yang diberikan secara gratis kepada masyarakat, ketika telah
berbuah atau panen .dan tak dapat menghabiskan buah tersebut masyarakat
dapat menjual hasil panen tersebut kepada Djarum dengan harga yang
rendah, inilah konsep yang sangat baik, secara langsung masyarakat dapat
memanfaatkan pekarangan kosong yang dimilikinya. Kedua. Setiap
masyarakat, baik itu keorganisasian dll yang ingin melakukan
penghijauan, bibit penghijauan diberikan secara cuma-cuma.
Ketika kami bertanya berapa biaya yang dikeluarkan djarum untuk
program ini. Pihak Djarum terlihat tersenyum,silahkan dihitung sendiri,
hampir ratusan ribu bibit yang dibeli untuk penghijauan dan ini terus
meningkat berhubung isu Global Warming.
Membangun dan mengembangkan seluruh segi kehidupan bangsa merupakan
bagian yang harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa. Bagi
perusahaan, implementasi tanggung jawab sosial dan bentuk pengabdian
untuk negara biasanya disebut sebagai Coorporate Social Responbility
(CSR). PT.Djarum telah melakukan program ini sejak perusahaan terbentuk
Bidang kegiatan yang dilakukan dalam CSR dapat berupa pemberdayaan
pembangunan kota, bantuan pendidikan utamanya pemberian beasiswa, bidang
olahraga, seni dan budaya dll.
Ketika para finalis BlogJurnalistikOnlain melakukan kunjungan ke kota
Kudus dengan tema DISCOVERY KUDUS, yang disponsori oleh IndoPos, LA
Lights, XL Seluler Provider. Para finalis ini mendapat kesempatan untuk
mengunjungi berbagai tempat di kota Kudus utamanya Pabrik Djarum (
Sigaret Kretek Tangan dan Sigaret Kretek Mesin, Green Plants cultivation
of seedlings Center, Pengelolaan Limbah dan terakhir GOR Bhakti Djarum.
Bila kita melihat perubahan kota Kudus dalam konteks pembangunan,
tata kota, infrasruktur dari tahun ke tahun, semua itu tak lepas dari
sumbangsih yang diberikan oleh Djarum, Ketika Pak Handojo Setyo
(Corporate Affairs PT.Djarum Kudus) memperlihatkan kepada kami gambar
keadaan kota Kudus pada tahun sebelumnya sangat berbeda dengan sekarang
ini, perubahan yang paling menonjol dengan semakin banyaknya pepohonan
di setiap jalan yang dilalui di kota Kudus. Penghijauan kota merupakan
salah satu bentuk CSR Djarum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar